Sanggar Bintang Opak Sebagai Ruang Untuk Berekspresi Anak-Anak

Pengantar: Artikel ini adalah liputan koran Tribun Jogja mengenai acara pembukaan salah satu sanggar Yayasan Bintang Kidul yang ada di Piyungan, Yogyakarta.

TRIBUNJOGJA.COM, KARANGPLOSO – “Sanggar Bintang Opak di sini kami belajar. Sanggar Bintang Opak di sini kami berkarya,” puluhan anak-anak dengan kompak menyanyikan lirik lagu tersebut.
Suara lantang anak-anak Padukuhan Karangploso, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul tersebut bersahut merdu dengan rintiknya hujan malam itu, Sabtu (28/1/2017).
Bukan tanpa sebab puluhan anak-anak tersebut berkumpul di sebuah bangunan sanggar yang dulu pernah ada di kampungnya.

Mereka tentu ingin menjadi saksi hidupnya kembali sangar baru dengan nama yang gres pula, Sanggar Bintang Opak.

Ipung, Pendamping Sanggar Bintang Opak dari Yayasan Bintang Kidul menjelaskan ini merupakan salah satu kegiatan dari Yayasan Bintang Kidul yaitu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan seperti perpustakaan dan literasi.
Selain di Yogyakarta sanggar tersebut juga terdapat di Pati dan Bekasi.

“Ini yayasan yang bergerak pada pendidikan anak-anak. Ada juga olahraga badminton dan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu. Secara umum yayasan ini memberikan akses pendidikan kepada anak kurang mampu,” jelasnya kepada Tribun Jogja.

Sebagai ruang publik yang diakses anak-anak untuk belajar dan menyalurkan ide, terdapat berbagai kegiatan di sanggar tersebut seperti kelas kreatifitas, drama teater, pelatihan bahas a Inggris dan lain sebagainya.
“Kami masuk ke desa dan mengajak pemuda untuk membangkitkan ruang publik ini. Kita hanya sebatas mendampingi ide dari para pemuda juga,” lanjutnya.

Saat ini terdapat 40 anak yang bergabung di sanggar tersebut.

Rata-rata anak-anak tersebut masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan merupakan warga sekitar. Selain itu, tidak ada pungutan biaya apapun bagi anak-anak tersebut.

“Sudah berjalan satu bulan untuk menarik anak-anak dan remaja. Ada pantonim, baca puisi, drama dan lain-lain. Itu semua ide dari mereka. Kali ini dimeriahkan juga oleh Sujud Kendang pembukaanya,” jelasnya.

“Kita bangun ruang hak hakiki yang dirasakan anak-anak seperti bermain dengan riang. Kalay sekolah anak cenderung sepaneng. Jadi di sini anak bisa bermain yang positif,” pungkasnya.

Sementara itu, Beny Atmaja, pemuda setempat menjelaskan pemuda sangat senang dengan kembalinya sanggar yang dulu bernama Omah Opak tersebut.

Menurutnya, selama sanggar vakum anak-anak seolah kehilangan ruang untuk belajar dan berdiskusi.
“Harapan dari karang taruna bisa memberikan wadah yang positif bagi anak-anak. Anak-anak bisa berekspresi lewat tulisan, lagu dan lain sebagainya,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *